Rabu, 14 Desember 2016

SINOPSIS DEVIL MAY CRY (DMC) 4

DEVIL MAY CRY 4 - KISAH KOLABORASI DUA PEMBURU IBLIS

Devil May Cry 4 (DMC 4) adalah sekuel terbaik dari seri Devil May Cry. Tidak seperti sebelumnya, Dante yang biasanya tokoh utama kini menjadi karakter pendamping. Peran utama akan diberikan Capcom pada Nero, pendatang baru yang mewarisi kekuatan Sparda. Setiap karakter akan mendapat bagian 50% dari durasi permainan. Dengan kata lain, Nero akan menjalankan setengah bagian dan sisanya akan dilanjutkan oleh Dante.

DMC 4 dirilis tahun 2008 dalam 3 konsol yaitu Playstation 3, Xbox 360 dan PC. Khusus dalam versi PC hadir mode baru bernama “Legendary Dark Night.” Mode ini memungkinkan pemain melawan musuh yang berjumlah jauh lebih besar. Misalnya jika di versi Playstation 3 atau Xbox 360 pemain akan melawan 20 musuh dalam satu area, maka dalam “Legendary Dark Night” musuh di area yang sama dapat berjumlah 500. Alasan mode ini hadir hanya di PC karena hardware PC yang mampu mengolah grafis yang berat yang mustahil ditangani konsol

Kisah DMC 4 dibuka dengan Nero yang berlari dengan tergesa-gesa menuju ke gedung opera di kota Fortuna. Nero adalah pemuda yang menjadi bagian dari ordo pemburu iblis bernama “Order of the Sword.” Selama puluhan tahun kongregasi ini menyembah Sparda, iblis terkuat yang lebih dari 2.000 tahun silam membela manusia dari tirani iblis.

Di gedung opera Kyrie, kekasih Nero, dengan suaranya yang merdu menyanyikan lagu “Out of Darkness” sebagai pembuka seremoni Sesekali matanya melihat ke bangku ke penonton mencari Nero, namun sayangnya tidak ditemukannya.

Rupanya beberapa iblis menghalangi jalan Nero, namun dengan ringan dia melibas seluruhnya hanya dengan satu tangan. Tangan Nero yang sebelah terlihat dibalut dengan perban. Bukan cedera, karena sebenarnya Nero ingin menyembunyikan tangannya yang mempunyai bentuk dan kekuatan iblis.

Dengan membawa sebuah hadiah di tangan untuk Kyrie, Nero akhirnya tiba di gedung opera tepat saat nyanyian Kyrie berakhir. Kyrie yang melihat Nero sudah tiba terlihat lega. Pendeta tertinggi Sanctus lalu memulai khotbahnya. Namun baru beberapa kalimat saja, tiba-tiba dari atap muncul sesosok pria berjubah merah. Tanpa sepatah katapun pria itu membunuh Sanctus dengan menembaknya di kepala.

Kekacauanpun terjadi. Dengan entengnya pria misterius itu membunuh pasukan Order of the Sword yang mencoba menangkapnya. Melihat pertarungan tidak seimbang, Nero melompat dan menantang orang itu sementara Kyrie diselamatkan oleh Credo, kakaknya. Dia berjanji akan membawa pasukan bantuan untuk menolong Nero.

Keduanya bertarung dengan brutal. Bagi pria misterius yang tak lain adalah Dante, kekuatan Nero belumlah seberapa. Saat Dante menyebut Nero dengan “Nak,” ejekan itu justru membangkitkan kemarahan Nero. Saat itulah Nero mengeluarkan kekuatan lengan kanannya yang membuatnya dapat menangkis setiap serangan Dante. Akhirnya lengan iblis Nero dapat melemparkan Dante yang diakhiri dengan tusukan pedang tepat menancap di dadanya.

Dante ternyata belum juga mati. Apa yang dilakukannya hanyalah untuk melihat kekuatan Nero yang sebenarnya. Melihat lawannya cepat pulih, sadarlah Nero bahwa lawannya bukanlah manusia biasa. Sebelum pergi Dante menunjukkan pada Nero bahwa pasukan Order of the Sword sebenarnya juga bangsa iblis.

Karena situasi yang serba membingungkan, Credo lalu meminta Nero untuk menyelidiki tujuan Dante yang sebenarnya. Namun tiba-tiba saja segerombolan iblis datang menyerbu dan membunuh penduduk kota. Tidak ada pilihan, Nero yang kini telah memegang “Red Queen,” pedang andalannya, segera turun tangan.

Setelah kejadian itu Nero meneruskan perjalanannya ke Istana Fortuna, sebuah istana yang telah lama ditinggalkan yang terletak di sebuah tebing bersalju. Disanalah dia berjumpa dengan Gloria, wanita seksi namun misterius yang mengaku sebagai anggota Order of the Sword. Sebelum pergi Gloria mendoakan keberuntungan agar selalu bersama Nero.

Dalam penyelidikannya di Istana Fortuna Nero berhasil membongkar laboratorium rahasia milik Agnus, ilmuwan Order of the Sword. Dari sana terungkaplah upaya ordo untuk menyedot energi iblis dari pecahan Yamato, pedang tua milik Vergil (saudara kembar Dante). Agnus berencana mentransfer kekuatan kegelapan untuk menghidupkan baju zirah dan dijadikan pasukan iblis. Yang lebih gila, Agnus berniat memakai Yamato untuk membuka gerbang neraka yang selama ribuan tahun telah disegel Sparda (ayah Dante).

Agnus juga mengatakan bahwa Sanctus yang sebelumnya dibunuh Dante kini telah bangkit kembali berkat energi iblis. Nero yang mengetahui konspirasi gila itu segera menyerang Agnus. Sayangnya anak buah Agnus telah lebih dulu melumpuhkannya. Dalam keadaan luka parah, kemarahan Nero berhasil membuka seluruh kekuatan iblis dalam dirinya. Seolah dipanggil tuannya, Yamato yang sebelumnya patah kembali utuh dan melayang ke tangan Nero. Dengan kekuatan iblisnya, Nero menghancurkan seisi laboratorium yang membuat Agnus ketakutan dan melarikan diri.

Sanctus yang mendengar kejadian itu meminta Gloria untuk menangkap Dante, sedangkan Credo diperintahkan untuk menghabisi Nero. Agnus menyarankan Sanctus agar menggunakan Kyrie untuk melemahkan Nero di pertemuan mereka berikutnya.

Setelah mengetahui kenyataan dirinya setengah iblis, Nero memutuskan terus maju melawan ordo yang telah mengkhianatinya. Di sebuah hutan akhirnya Nero bertemu dengan Credo. Keduanya lalu bertarung sengit hingga sama-sama menunjukkan kekuatan iblisnya. Saat itulah Kyrie yang dibawa oleh Agnus melihat dengan mata kepalanya sendiri wujud Nero yang bukan manusia. Hilanglah sudah keyakinan Kyrie pada Nero. Puas dengan rencananya, Agnus lalu membawa Kyrie kembali ke markas ordo.

Melihat adiknya dimanfaatkan oleh oleh Sanctus membuat hati Credo bimbang. Dia lalu meminta maaf pada Nero dan berjanji kembali setelah mengungkap niat Sanctus yang sebenarnya.

Misi Nero kini bertambah. Tidak lagi sekedar menghancurkan ordo, namun juga menyelamatkan Kyrie. Di tengah perjalanan Nero kembali bertemu dengan Dante yang memang sudah sengaja menunggunya. Tidak ingin meladeninya, Nero lebih memilih menghindar dan melanjutkan perjalanannya. Sayangnya kali ini Dante tidak mengijinkannya karena Yamato-lah yang sebenarnya diincar Dante. Keduanyapun kembali bertarung lebih sengit dari sebelumnya.

Pengalaman dan kekuatan yang jauh berbeda akhirnya membuat Nero kalah. Nero penasaran mengapa Dante seolah mempermainkannya sejak dari awal. Saat itulah Dante mengungkap rahasia Yamato yang sebenarnya sebagai pedang penyegel.

“Pedang itu sebelumnya digunakan untuk memisahkan antara dunia manusia dengan dunia iblis. Aku tak mungkin membiarkan benda dengan kekuatan dahsyat seperti itu berkeliaran bebas, bukan? Pedang itu harus tetap dalam tinggal dalam keluargaku.”

Nero yang tertunduk tidak dapat berkata banyak selain saat ini dia sangat membutuhkan Yamato. Di luar dugaan, Dante dengan bijak mengijinkan Nero membawa Yamato. Merekapun bertukar nama sekaligus membentuk persahabatan yang kokoh.

Sesaat setelah Nero berlalu, tiba-tiba saja Gloria muncul di hadapan Dante. Terkuaklah sudah semua misteri bahwa Gloria sebenarnya adalah Trish, rekan Dante. Selama ini Dante meminta Trish memata-matai ordo. Dan orang yang meminta Dante menjalani misi ini adalah Lady, rekan lama Dante sesama pemburu iblis.

Perburuan Nero terhadap Sanctus akhirnya berakhir pada sebuah patung raksasa bernama “the Savior” (Juru Selamat) yang digambarkan mengambil sosok Sparda. Sanctus yang muncul dari dalam patung lalu mengungkapkan hanya ada dua benda yang dapat menggerakkan Juru Selamat, yaitu pedang milik Sparda dan Yamato. Sedangkan darah keturunan Sparda akan mempermudah dibukanya gerbang dunia iblis. Inilah sebab mengapa Sanctus begitu ingin menangkap Dante.

Nero yang mendengar rencana gila dari mulut Sanctus sendiri akhirnya berusaha membunuhnya. Sesaat sebelum Nero akan berhasil melumpuhkan Sanctus, muncul sosok Kyrie. Rupanya itu hanyalah bagian siasat Sanctus menggunakan Kyrie sebagai umpan untuk menangkap Nero dan Yamato.

Tubuh Nero yang kini dalam cengkeraman tangan “the Savior” kini sudah kehilangan daya. Tiba-tiba saja Credo menyeruak dan berusaha menyelamatkan baik Nero dan Kyrie. Malangnya upaya itu gagal karena Sanctus telah lebih dulu menusuknya dengan Yamato. Tubuhnya yang melayang jatuh ke tanah diselamatkan oleh Dante yang baru saja tiba bersama Trish.

Sanctus berkata pada Dante bahwa “the Savior” dapat dibangkitkan karena Nero adalah penerus darah Sparda. Tubuh Nero kemudian lenyap diserap ke dalam “the Savior” bersama dengan Yamato. Dengan setengah sekarat, Nero berjanji pada Kyrie untuk kembali menyelamatkannya. Di sisi lain, menjelang kematiannya Credo mengajukan permintaan terakhirnya pada Dante agar bersedia menyelamatkan Nero dan Kyrie. Permintaan itu disanggupi oleh Dante.

Sementara itu Agnus yang diberi perintah membuka gerbang dunia iblis di bawah kota Fortuna berhasil melepaskan segel dengan pedang Yamato. Hasilnya, ribuan iblispun menerobos masuk ke dunia manusia. Mereka menyerang dan mulai membunuh manusia di kota itu. Sanctus rupanya ingin tampil sebagai penyelamat dengan bersandiwara menggunakan “the Savior.”

Tidak ingin membuang waktu, Dante bergegas menuju ke bawah tanah kota Fortuna. Upayanya menutup gerbang iblis berhasil sepenuhnya setelah mencabut Yamato. Dante juga menghabisi Agnus yang bersembunyi di gedung opera. Kini yang tersisa hanyalah menghancurkan Sanctus berikut “the Savior.”

Dengan gayanya yang tenang dan sesekali mengejek musuhnya, Dante kini menghadapi “the Savior.” Sekalipun menghadapi musuh yang berukuran puluhan kali lipat, Dante sangat licin dan tidak mudah ditangkap. Namun begitu Dante sadar upayanya akan sia-sia saja jika tidak menghancurkan inti “the Savior” yaitu membunuh Sanctus.

Untuk itulah Dante kembali mempercayakan Yamato kepada Nero. Dengan beberapa tembakan tepat mengarah ke dada “the Savior,” pedang itu akhirnya kembali di tangan Nero. Neropun terbebas dari belenggu dan meneruskan misinya yang sempat tertunda, yaitu menghabisi Sanctus.

Ruangan dalam tubuh “the Savior” ternyata sungguh luar biasa besar. Nero harus berjuang menempuh bahaya dengan melawan kembali iblis-iblis raksasa yang pernah dikalahkannya. Namun dengan bantuan Dante, Nero akhirnya dapat lebih mudah menuju persembunyian Sanctus.

Keduanya kembali bertarung dan kali ini dimenangkan oleh Nero. Amukan “the Savior” akhirnya terhenti. Tidak berapa lama kemudian Nero keluar dari tubuh raksasa itu bersama dengan Kyrie dan pedang Sparda.

Sanctus agaknya masih belum mau menyerah, bahkan tubuhnya kini telah menyatu dengan “the Savior.” Nero sadar bahwa ini adalah pertarungan akhir. Dia lalu mengembalikan pedang Sparda pada Dante dan ingin menuntaskan Sanctus dengan tangannya sendiri. Keinginan itu dikabulkan oleh Dante. Kekuatan tangan iblis Nero akhirnya berhasil menghancurkan bentuk akhir Sanctus dan sekaligus mengembalikan kedamaian di kota Fortuna.

Kekacauan telah berakhir, Dantepun berniat meninggalkan kota Fortuna. Sesaat sebelum pergi, Nero ingin mengembalikan pedang Yamato. Dante menjawab bahwa pedang itu adalah peninggalan Vergil yang sangat berarti untuknya. Dengan bijak Dante ingin mempercayakan pedang itu pada Nero. Saat Dante mulai berjalan menjauh Nero bertanya apakah mereka dapat bertemu lagi. Tanpa melihat ke belakang Dante hanya menjawab dengan lambaian dari dua jarinya.

Di kota Fortuna yang telah menjadi puing, Nero akhirnya berkumpul kembali bersama Kyrie. Saat itu hilanglah keraguan Kyrie pada Nero. Sekalipun Nero adalah setengah iblis, namun tetap benar-benar manusia seperti yang pernah dikenalnya. Jika ada satu-satunya orang yang Kyrie ingin selalu bersamanya, maka itu adalah Nero. Saat Nero hendak mencium Kyrie, tiba-tiba saja segerombolan iblis datang mengganggu mereka. Ciuman harus menunggu dan Nero bersiap menghabisi mereka.

Sementara itu, Lady kembali ke kantor Devil May Cry setelah sebelumnya menyewa Dante ke Fortuna. Lady kemudian menyerahkan bayaran Dante dan Trish yang “cukup kecil.” Sedikit curang, Lady beralasan pekerjaan Dante hanyalah pekerjaan yang mudah. Dante yang tidak begitu antusias menerima uang itu dan membiarkan Trish dan Lady yang ribut.

Tiba-tiba telepon berbunyi. Trish menjawab telepon itu yang ternyata adalah pekerjaan baru. Saat Dante bersiap-siap, Lady bertanya apakah boleh ikut serta. Dante tertawa dan menjawab, “Lakukan sesukamu, tapi jangan harap akan dibayar.” Dan begitulah ketiganya kembali beraksi sebagai pemburu iblis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar